Senin, 31 Januari 2011

ADAKAH PACARAN YANG ISLAMI ?

Pernah suatu hari saya dilontari sebuah pertanyaan tentang "pacaran" oleh seorang teman mahasiswi bernama Anna' sebuah pertanyaan yang selalu ditunggu-tunggu para anak-anak muda sekarang.
Maka pada kesempatan ini saya akan membahasnya .
Silahkan Simak!

Pertanyaan:
Assalamualaikum wr. wb.

Selama ini ada beberapa macam pendapat tentang pacaran dalam sudut pandang Islam. Yang ingin saya tanyakan adalah sebenarnya menurut Islam pacaran itu boleh enggak?

Kalau boleh tolong beri alasan yang betul-betul bisa dimengerti, kalau tidak pun saya ingin alasan yang mudah dipahami.

Terus saya ingin tanyakan bagaimana sebaiknya bergaul dengan teman yang berlawanan jenis, soalnya kita kan hidup dengan manusia yang heterogen, dengan prinsip hidup yang berbeda-beda. Tolong beri solusi yang tepat berdasarkan aturan Islam.

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas jawabannya.

Jazakallohu khairan katsiron.

Wassalamualiikum Wr. Wb.

Anna Rossana


Jawaban:

Assalamu'alaikum wr. wb.

Sdri. Anna Rossana yang disayangi Allah,

Istilah berpacaran itu sendiri bisa diartikan berbeda, kalaulah pacaran yang saudari maksudkan adalah kisah sejoli yang hanya sekedar untuk menjalin hubungan kasih dua sejoli, untuk fun dan menjurus pada kemaksiatan, maka hal itu tidak diperbolehkan. Akan tetapi jikalau yang dimaksud “pacaranâ€? disini sebagai instrument untuk mengenal calon pendamping lebih jauh, dengan catatan batasan-batasan syar’i harus dijaga, maka boleh-boleh saja, karena dalam Islam itu sendiri ada istilah ta’aruf sebelum pernikahan. Tujuan ta’ aruf disini adalah sebatas untuk mengenal karakter calon pasangan kita, bukan untuk “having fun togetherâ€?. Pergi berduaan tanpa ditemani mahram atau keluarga, seharusnya dihindari. Karena kita tidak tahu apa yang bisa dan mungkin terjadi. Ketentuan ini ahrus tetap berlaku meskipun sudah dalam proses menuju pernikahan. Selama pernikahan belum terlaksana “si diaâ€? tetaplah non mahram. Batasan-batasan syariat juga harus tetap dijaga. Didalam sebuah hadist shohih Rasulullah saw. menegaskan “ Tidaklah diperkenankan bagi laki-laki dan perempuan untuk berkhalwat (berduaan), karena sesungguhnya ketiga dari mereka adalah syetan, kecuali adanya mahram.â€? (HR Ahmad dan Bukhari Muslim, dari â€کAmir bin Rabi’ah)

Menanggapi pertanyaan kedua, yaitu masalah pergaulan, memang betul apa yang dikatakan saudari Anna bahwa posisi kita saat ini sangatlah sulit. Dalam artian kita hidup dengan manusia yang mempunyai prinsip dan pandangan hidup yang berbeda. Bahkan di kota-kota besar masyarakat kita bisa dikatakan memiliki kecendrungan hidup bebas. Terkadang dengan kondisi seperti itu, kita menghadapi sebuah dilema bagaimana menempatkan diri dalam dunia pergaulan agar kita dapat diterima oleh lingkungan, dan keyakinan atau syariat islam pun tetap terjaga. Namun sebetulnya kaidah yang paling tepat dalam pergaulan, khususnya dengan lawan jenis, adalah pandai-pandai menempatkan diri dan menjaga hati. Usahakanlah untuk mengerti situasi kapan kita harus serius dan kapan harus santai, "think before you act" sangatlah penting.

Meskipun demikian, menjaga pandangan adalah sangat dianjurkan, namun inti dari ajaran ini adalah bagaimana kita menjaga hati. Istilahnya, untuk apa kita menundukkan pandangan, jika hati tidak kita tundukkan???.

Semua tergantung dari niat kita. Contohnya, dalam suasana kantor atau organisasi di mana kita dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak, baik laki-laki atau perempuan, kita tentu saja diperbolehkan mengadakan contact dengan lawan jenis. Pada prinsipnya, di mana maksud kita untuk kebaikan dan batasan-batasan syar’i tetap dijaga, semua sah-sah saja. Islam tidaklah pernah bertujuan untuk mempersulit , tapi justru mempermudah hidup kita. Segala yang disyariatkan sudah barang tentu demi kebaikan ummat manusia...

Etika pergaulan dalam islam adalah, khususnya antara lelaki dan perempuan garis besarnya adalah sbb:
  1. Saling menjaga pandangan di antara laki-laki dan wanita, tidak boleh melihat aurat , tidak boleh memandang dengan nafsu dan tidak boleh melihat lawan jenis melebihi apa yang dibutuhkan. (An-Nur:30-31)
  2. Sang wanita wajib memakai pakaian yang sesuai dengan syari'at, yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh selain wajah, telapak tangan dan kaki (An-Nur:31)
  3. Hendaknya bagi wanita untuk selalu menggunakan adab yang islami ketika bermu'amalah dengan lelaki, seperti:
    • Di waktu mengobrol hendaknya ia menjahui perkataan yang merayu dan menggoda (Al-Ahzab:32)
    • Di waktu berjalan hendaknya wanita sesuai dengan apa yang tertulis di surat (An-Nur:31 & Al-Qisos:25)
  4. Tidak diperbolehkan adanya pertemuan lelaki dan perempuan tanpa disertai dengan muhrim.
Semoga jawaban Saya dapat memuaskan saudari Anna.


Wassalam

Julian G. Setyawan

Selasa, 25 Januari 2011

Negara-negara di Dunia Yang Menggunakan Bahasa Jawa. BANGGA GAN !



Republik Suriname
(Surinam)dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda.

Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.

Singapura
Sejumlah orang Jawa didatangkan ke Singapura sejak 1825 [Johari, 1965]. Mereka berasal dari Jawa Tengah, dan mereka dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan karet, jalur kereta api dan konstruksi jalan raya. Kampong Jawa, di tepi sungai Rochor, adalah tempat pemukiman pertama orang Jawa di Singapura. Selain Kampong Jawa, Kallang Airport Estate dikenal sebagai tempat pemukiman orang Jawa juga. Di Kallang, mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.
Malaysia
Umumnya, mereka sudah berwarga negara Malaysia. Leluhur mereka datang sekitar tahun 1900 karena tekanan ekonomi. Masyarakat Jawa di Malaysia saat ini termasuk generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia.

Yang terbanyak tinggal di Negeri Selangor, terutama di kawasan Tanjung Karang, Sabak Bernam, Kuala Selangor, Kelang, Banting, dan Sepang. Mereka masih mengekalkan beberapa unsur Jawa meski tidak total. Di Johor juga banyak, tapi yang muda-muda sudah lupa warisan leluhurnya.

Bahkan sebagian ada yang merasa malu mengakui berketurunan Jawa. Mereka sudah tidak boleh (bisa, Red.) lagi bertutur bahasa Jawa secara baik dengan unggah-ungguh dan tata krama. Ada yang mengekalkan identitas dirinya dengan mewujudkan Persatuan Anak-anak Jawa. Kegiatan keseniannya kuda kepang dan reog, walaupun tidak sehalus di Jawa.

Belanda
Saat Belanda menjajah Indonesia belanda mengirim orang jawa sebagai budak ke Belanda. Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa.

Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.
Kaledonia Baru
Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah sebuah negeri seberang laut milik Perancis terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Juga dinamai Kanaki yang dari nama penduduk asli kepulauan itu. Negara kepulauan ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini dikenakan sampai 1998. Namanya berasal dari bahasa Latin Skotlandia. Ibu kotanya ialah Noumea.

Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.

Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa.

Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Perancis saja.

Indonesia
udah pasti bahasa jawa juga di gunakan di Indonesia. bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa adalah bahasa jawa terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah & Jawa Timur di Indonesia.
 
by Awan on January 26th 2010

7 CROP CIRCLE TERBESAR DI DUNIA



7 crop circle terbesar di dunia


Fenomena crop circle di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta boleh jadi yang pertama kali di Indonesia. Namun sebenarnya, ada beberapa pola serupa dengan ukuran jauh lebih besar di beberapa negara di dunia.

Crop circle  adalah suatu pola teratur yang terbentuk karena adanya perebahan sebagian tanaman, biasanya ditemukan di ladang pertanian, yang terkadang membentuk pola-pola tertentu. Pola tersebut seringkali terbentuk hanya dalam waktu semalam. Karena pola yang ditemukan tidak selalu berbentuk lingkaran, crop circle juga sering disebut crop formation.

Sepanjang paruh ketiga abad 20, sekira 10 ribu crop formation dilaporkan ditemui di 26 negara (27 jika termasuk fenomena di Sleman, Yogyakarta) di seluruh dunia dan 90% di antaranya ada di selatan Inggris. Dari sekian banyak fenomena crop formation di seluruh dunia, berikut ini beberapa di antaranya yang dilaporkan sebagai crop formation terbesar. Namun, tidak semua crop formation ini misterius. Beberapa di antaranya merupakan buatan manusia.

1. The Human Butterfly. Sebuah crop formation berbentuk manusia bersayap kupu-kupu ditemukan di selatan Belanda, dekat kota Goes pada bulan Agustus 2009. Ini adalah crop formation terbesar di dunia yang pernah ditemui dengan ukuran 530 x 450 meter. Sekelompok orang dari Project Atlas membentuk crop formation ini sebagai simbol keindahan sekaligus kerapuhan manusia.

2. Dalian Cornfiled Maze. Seperti namanya, crop formation ini memang sebuah maze raksasa berukuran 22,7 hektare yang terletak di dekat jalan raya Dandong-Dalian, China. Rute terpendek maze ini sepanjang 3.800 meter dan perlu waktu sekira satu jam untuk menyelesaikan maze ini. crop formation ini sengaja dibuat pemerintah setempat sebagai sarana promosi untuk menarik investor mengembangkan area pertanian di daerah Dalian.

3. Pada tahun 2005 sebuah ladang mint di Dalponte Farms, Richland, New Jersey, AS tiba-tiba ditemukan bergambar kelelawar seluas lebih dari 6.070 meter persegi. Namun setelah diperhatikan, gambar kelelawar tersebut merupakan logo dari Bacardi, sebuah perusahaan yang memproduksi minuman beralkohol.

4. Crop formation juga ditemui di Italia. Salah satu yang terbesar dilaporkan terlihat di Torino pada 13 Juni 2010. Pola yang ditemui di negeri ini berbentuk bunga dengan enam kelopak. Sebagian pengamat menafsirkan pola crop formation itu dengan menggunakan perpektif galaksi.

5. Crop fromations terpanjang terlihat di Etchilhampton, Wiltshire, Inggris pada tahun 1996. Bentuknya berupa lingkaran dan jalan kecil yang saling bertautan sepanjang kurang lebih 1250 meter dari satu ladang ke ladang lainnya.

6. Sebuah crop formation berbentuk mandala dengan tujuh kelopak ditemukan pada tahun 1998 di Alton Barnes, Wiltshire, Inggris. Area yang membentuk pola tersebut membentang seluas 6 ribu meter persegi.

7. Rekor untuk crop formation dengan desain terbesar dan lingkaran terbanyak dalam sebuah formasi masih dipegang sebuah motif yang ditemukan di Milk Hill, Wiltshire, Inggris. Pada 12 agustus 2001, pola dengan 409 lingkaran kecil membentuk sebuah desain berlengan enam berdiameter sekira 243 meter.

Source  : http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/468/7-crop-circle-terbesar-di-dunia
 
by Awan on January 26th 2010

Sabtu, 01 Januari 2011

SEJARAH KOTA BOGOR, KOTA TUA PENUH INSPIRASI


Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak
54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 21,56 km², dan jumlah penduduknya 834.000 jiwa (2003). Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Pada masa kolonial Belanda, Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zôrkh", boeit'-) yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram".
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena
tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian
pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai-balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.
Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter
dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.
Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai yang
permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami.
Batas Wilayah Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor sebagai berikut:
Utara Sukaraja, Bojonggede, dan Kemang Timur Sukaraja dan Ciawi Selatan Cijeruk dan Caringin Barat Kemang dan Dramaga Iklim, topografi, dan geografi Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 °C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 °C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai
kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah adalah latosol coklat
kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%)sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.
Kedudukan geografi Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara, Jakarta, membuatnya strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.
Sejarah

Monumen Kujang, Bogor. Puncak monumen melambangkan senjata tradisional Bogor "Sang Kujang"
Abad kelima
Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya kerajaan pertama yang dikenal di Indonesia - Kerajaan Hindu Tarumanagara di abad kelima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa erkeolog ternam seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, keberadaan tepat dan situs penting yang menyatakan eksistensi kerajaan tersebut, hingga kini masih belum ditemukan bukti otentiknya.
Kerajaan Pajajaran Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan yang silam, salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran, salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di pulau Jawa. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib, keramat dan dilestarikan hingga sekarang.
Pakwan yang merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973 oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.[1]
Zaman Kolonial Belanda
Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff membangun Istana
Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Batavia
dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang. Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung,Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.
Kebun Raya Bogor Ketika VOC bangkrut pada awal abad kesembilan belas, wilayah nusantara dikuasai oleh Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jendral Thomas Rafless yang merenovasi Istana Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun Raya (Botanical Garden). Di bawah Rafles,Bogor juga ditata menjadi tempat peristirahatan yang dikenal dengan nama Buitenzorg yang diambil dari nama salah satu spesies palem.
Hindia Belanda
Setelah pemerintahan kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903, terbit Undang-Undang Desentralisasi yang menggantikan sistem pemerintahan tradisional dengan sistem administrasi pemerintahan modern, yang menghasilkan Gemeente Buitenzorg. Pada tahun 1925, dibentuk provinsi Jawa Barat (provincie West Java) yang terdiri dari 5 karesidenan, 18 kabupaten dan kotapraja (stadsgemeente). Buitenzorg menjadi salah satu stadsgemeente.
Zaman Jepang
Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor menjadi lemah
setelah pemerintahan dipusatkan pada tingkat karesidenan.
Pasca kemerdekaan Pada tahun 1950, Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950 Pada tahun 1957, nama pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai Undang-Undang nomor 1 tahun 1957. Kota Praja Bogor berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor, dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1965 dan Undang-Undang nomor 5 tahun 1974 Kotamadya Bogor berubah menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan berlakunya Undang-Undang nomor 22tahun 1999.

Wisata dan rekreasi
● Kebun Raya Bogor
Sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense,Museum Zoologi, dan IPB.

Wanita desa dipinggir kolam penghias Istana Bogor, oleh pematung Indonesia, Trubus
● Istana Bogor
Merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai
keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan fauna
yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusa yang indah yang didatangkan
langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
● Prasasti Batu tulis
Merupakan prassati peniggalan jaman Kerajaan Padjadjaran yang ditulis dalam bahasa
Jawa kuno yang isinya menyebutkan Raja Pakuan Padjadjaran yang bernama Prabu
Purana dinobatkan kembali dengan nama Sri Paduka Maharaja Ratu Haji dalam tahun
yang tidak jelas karena ada huruf yang kosong, sehingga ada berbagai macam penafsuran
Prasasti ini disimpan di tepi jalan raya Batutulis, Bogor, sekitar 2 km dari pusat kota.
● CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices
Merupakan kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan kepada alam, terletak
di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Kawasan ini memiliki
beberapa fasilitas pendukung seperti gedung perkantoran, wisma, asrama (dormitory),
serta kebun buah, sayur dan tanaman obat. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing, kegiatan luar, dan area outbond. Kawasan ini didedikasikan untuk kepentingan
konservasi.
● Dramaga, Bogor
Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 Km dari pusat Kota Bogor.
Wilayah Dramaga merupakan sentra produksi manisan basah dan kering, baik itu dari
buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang, pepaya, kweni, salak, kedondong,
atau caruluk) maupun dari bahan sayuran (wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).
● Plaza Kapten Muslihat (Taman Topi)
Didalam Plaza Kapten Muslihat terdapat sebuah taman yang diberi nama Taman
Ade Irma Suryani, sebelumnya taman ini memiliki nama Taman Kebon Kembang
tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an taman ini berubah fungsi menjadi
terminal angkutan kota karena letaknya yang strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal
tersebut kemudian direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat yang mengusung konsep
Bangunan berbentuk Topi, sehingga masyarakat pun menyebutnya dengan Taman Topi.
Pada saat itu Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu alternatif tempat berwisata
sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor. Taman topi dilengkapi berbagai wahana
permainan namun pada sejak tahun 1994 sampai saat ini (tahun 2007) tempat ini
menjadi tidak terawat baik karena dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota.
Didalamnya juga terdapat pula Pusat Informasi Kepariwisataan atau Tourist Information
Centre.
● Taman Kencana
Adalah sebuah taman kecil yang digunakan untuk tempat rekreasi anak-anak kecil, kaum
muda maupun orang tua yang melepas lelah setelah capai berjalan-jalan di lapangan
Sempur ataupun Kebun Raya. Taman ini ramai pada hari minggu saat para orang tua dan
anak-anak sedang libur. Dahulu di tengah Taman Kencana terdapat sebuah batu prasasti
buatan yang berbentuk elips dan berukuran ±2×2×2 meter. pada batu ini terdapat sebuah
tulisan dalam bahasa Indonesia tapi diukir menyerupai tulisan Sansekerta. hingga pada
akhirnya batu tersebut diangkat kira-kira antara tahun 2000 sampai 2005.
● Lapangan Sempur
Lapangan yang dahulu merupakan lahan kosong yang dipergunakan sebagai lapangan
upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus ini,
sekarang sudah dikelola oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bogor. Lapangan
ini sekarang dijadikan sebagai tempat olah raga dan lapangan multifungsi. Di lapangan
ini terdapat wall-climb, lapangan basket, lapangan utama untuk bermain bola dan soft/
baseball, run-track, lapangan voli beralaskan pasir pantai, area untuk senam. Pada hari minggu tempat ini akan menjadi pasar dadakan, banyak pedagang makanan ataupun
alat-alat yang menggelar dagangannya disini setiap hari minggu. Lapangan ini kerap
digunakan untuk berbagai even musik.
● Rancamaya
● Puncak
Kawasan wisata perbukitan yang terletak disebelah timur kota Bogor, dikelilingi oleh
Gunung Gede dan Gunung Pangrango.
● Situ Gede atau Setu Gede
Danau kecil di barat laut kota Bogor, di tepi hutan penelitian Dramaga, Bogor.
● Kampung Jawa
● Gunung Bunder
● Gunung Pancar
● Gunung Gede
● Gunung Salak
● Situ Gede
Kolam renang
● The Jungle Water Park
Merupakan gelanggang renang terbesar di kota Bogor. Letaknya di sekitar Bogor
Nirwana Residence. Di The Jungle Water park terdapat sebuah pusat perbelanjaan yaitu
The Jungle Mall. Fasilitas di sana adalah waterboom dengan panjang kurang lebih 30-
40 m. Selain itu juga terdapat ember raksasa goyang, seluncur dengan ketinggian kurang lebih 15-20 m, rumah hantu, turangga-rangga, bioskop The Jungle (bioskop 4 dimensi).
● Marcopolo
Stasiun kereta dan bis
● Stasiun Bogor
Merupakan stasiun utama kota Bogor yang merupakan warisan dari zaman Belanda.
Dahulu sekitar tahun 1960-an stasiun ini melayani keberangkatan ke Yogyakarta melalui
Sukabumi dan Bandung.
● Baranang Siang
Tempat ibadah
● Mesjid Raya Bogor
● Gereja Katedhral
● Klenteng Hok Tek Bio
● Mesjid Agung Bogor
Museum dan perpustakaan
● Museum Etnobotani
Museum Etnobotani diresmikan pada tahun 1982 oleh Prof. DR. BJ. Habibie.
Didalamnya terdapat 2.000 artefak etnobotani dan berbagai diorama pemanfaatan flora.
● Museum Zoologi
Museum Zoologi didirikan pada tahun 1894 dengan nama Museum Zoologicum Bogoriensis.
● Herbarium Bogoriense
Terletak di Jalan Ir. H. Juanda, di sebelah Barat Kebun Raya Bogor. Di dalamnya
tersimpan dan dipamerkan berbagai jenis daun dan buah yang telah dikeringkan, berasal
dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
● Museum Tanah
Museum Tanah didirikan pada tanggal 29 September 1988. Museum ini merupakan
tempat penyimpanan jenis contoh tanah yang terdapat di Indonesia yang disajikan dalam
ukuran Kecil berupa makromonolit.
● Museum Pembela Tanah Air (PETA)
Didirikan pada tahun 1996 oleh Yayasan Perjuangan Yanah Air, dan diresmikan oleh
H. M. Soeharto (Presiden RI ke II).Didalamnya memuat 14 Diorama sebagai salah satu
bentuk perwujudan dalam perjalanan proses pergerakan kebangsaan terjadi ketika pada
tanggal 3 Oktober 1943 bertempat dibekas Kesatriaan tentara KNIL / Belanda, Pabaton
● Museum Perjuangan
● Perpustakaan Bogor.
Didirikan pada tahun 1842 di dalam lingkungan Kebun Raya Bogor oleh ahli botani
Belanda, Dr. J. Pierot. Koleksinya sekitar 300.000 jilid buku, 2.000 judul majalah ilmiah dan lebih dari 100.000 barang cetakan lainnya. Koleksinya meliputi buku-buku ilmu pengetahuan alam murni dan praktis, dengan mengutamakan biologi, yang diperoleh
dari hasil pertukaran dengan lembaga-lembaga ilmiah dan ahli-ahli botani dan biologi diseluruh dunia. Koleksi perpustakaan ini paling baik dan lengkap di Asia Tenggara.

1. Asal dan Arti Nama Bogor
Tah di dinya, ku andika adegkeun eta dayeuh (Di tempat itu, dirikanlah oleh mu sebuah kota) laju ngaranan Bogor (lalu berinama Bogor) sebab bogor teh hartina tunggul kaung (bogor artinya tunggul aren/enau) (tunggul=sisa tebangan pohon beserta akarnya)Ari tunggul kaung (Tunggul aren itu) emang geh euweuh hartina (memang tak ada artinya) euweuh soteh cek nu teu ngarti (Tak ada arti bagi yang tidak mengerti)
Ari sababna, sabab ngaran mudu Bogor (sebab nama mudu(?) Bogor) sabab bogor mah (sebab bogor itu)dijieun suluh teu daek hurung (dibuat kayu bakar tak mau membara) teu melepes tapi ngelun (tak padam tapi menyala yang tidak membara) haseupna teu mahi dipake muput (asapnya tak cukup untuk "muput"(muput=menghasilkan asap banyak yang salah satunya digunakan untuk mengusir nyamuk atau serangga lainnya)
Tapi amun dijieun tetengger (Tapi kalau dijadikan penyangga rumah) sanggup nungkulan windu kuat milangan mangsa (dua kalimat ini menunjukan ungkapan yang arti bebasnya "bisa bertahan lama". Mirip seperi ungkapan "tak lapuk kena hujan, tak lekang kena panas) Amun kadupak (kalau terpentok) mantak borok nu ngadupakna (bisa membuat luka/koreng yang terpentok) moal geuwat cageur tah inyana (membuat luka/koreng yang lama sembuhnya)Amun katajong? (kalau tertendang?) mantak bohak nu najongna (bisa melukai yang mendangnya) moal geuwat waras tah cokorna (kakinya bakalan lama sembuhnya)
Tapi, amun dijieun kekesed? (Tapi, kalau dibuat kesed?) sing nyaraho (harap semuanya tahu) isukan jaga pageto (besok atau lusa) bakal harudang pating kodongkang (bakal bangkit sambil merangkak (?)) nu ngarawah si calutak (menasehati yang tidak sopan)
Tah kitu! (begitulah) ngaranan ku andika eta dayeuh (berinama oleh mu itu kota) Dayeuh Bogor! (Kota Bogor) [Pantun Pa Cilong. "Ngadegna Dayeuh Pajajaran"(=berdirinya kota Pajajaran)]
Pantun di atas menjadi dasar yang paling kuat tentang kenapa nama kota itu dinamakan "Bogor". Seperti diketahui sampai saat ini ada empat pendapat tentang asal nama Bogor:
1. Berasal dari salah ucap orang Sunda untuk "Buitenzorg" yaitu nama resmi Bogor pada masa
penjajahan Belanda
2. Berasal dari "Baghar atau baqar" yang berarti sapi karena di dalam Kebun Raya ada sebuah patung sapi.
3. Berasal dari kata "Bokor" yaitu sejenis bakul logam tanpa alasan yang jelas
4. Asli bernama Bogor yang artinya "tunggul kawung" (enau atau aren)
Pendapat bahwa Bogor berasal dari "buitenzorg" adalah dugaan intelek yang mengira lidah orang Sunda sedemikian kakunya dengan mengambil perumpaman melesetnya "Batavia" menjadi "Batawi". Akan tetapi bila kita perhatikan bagaimana orang Sunda mengucapkan "sikenhes" untuk "ziekenhuis"
(rumah sakit" atau "bes" untuk "buis" (pipa) atau "boreh" untuk "boreg" (jaminan), maka berdasarkan gejala bahasa tersebut, seharusnya orang sunda melafalkan "buitenzorg" menjadi "betensoreh". Jadi dugaan "buitenzorg" menjadi Bogor terlalu dikira-kira.
Pendapat kedua ("baghar atau baqar") berdasarkan kenyataan adanya pengaruh bahasa Arab di daerah sekitar Pekojan. Orang Sunda akrab dengan bahasa Arab lewat agama Islam, akan tetapi belum pernah ada bunyi BA dari bahasa Arab menjadi BO. Selain itu, dugaannya mengandung kelemahan dari segi urutan waktu. Kata Bogor telah ada sebelum kebun raya dibuat, sedangkan arca sapi itu berasal dari kolam kuno Kotabatu yang dipindahkan ke dalam kebun raya oleh Dr. Frideriech dalam pertengahan abad 19.Pendapat ketiga (asal kata "bokor") juga mengandung kelemahan karena bokor itu sendiri adalah kata Sunda asli yang keasliannya cukup terjamin. Meskipun demikian, perubahan bunyi "K" menjadi "G" tanpa menimbulkan perubahan arti dapat ditemui pada kata "kumasep" dan "angkeuhan" yang sering diucapkan menjadi "gumasep" (merasa cakep/centil) dan "anggeuhan" (saya harus tanya orang tua dulu nich artinya :-)). Jadi bisa saja Bogor memang berasal dari Bokor. Akan tetapi, tak ada seorangpun yang biasa mengartikan "Bogor" sama dengan "bokor".
Pendapat keempat kita temukan dalam pantun Bogor yang sudah disebutkan diawal posting. Dalam lakon itu dikemukakan bahwa kata "bogor" berarti "tunggul kawung". Keadaan yang sama dapat ditemui pada nama tempat "Tunggilis" yang terletak di tepi jalan antara Cileungsi dengan Jonggol. Kata "tunggilis" berarti tunggul pinang yang secara kiasan diartikan menyendiri atau hidup sebatang kara.
Di Jawa Barat banyak tempat bernama Bogor, seperti yang bisa ditemukan di Sumedang dan Garut. Demikian pula di Jawa Tengah berdasar catatan Prof. Veth dalam buku "Java". Dengan demikian memang agak sulit menerima terori "buitenzorg", "baghar" dan "bokor".
Bogor selain berarti tunggul kawung, juga berarti daging pohon kawung yang biasa diajdikan sagu (di daerah Bekasi). Dalam bahasa Jawa "Bogor" berati pohon kawung dan kata kerja "dibogor" berarti disadap. Dalam bahasa Jawa Kuno, "pabogoran" berarti kebun kaeung. Dalam bahasa Sunda umum, menurut Coolsma, ?L"Bogor" berarti "droogetapte kawoeng" (pohon enau yang telah habis disadap)atau "bladerlooze en taklooze boom" (pohon yang tak berdaun dan tak bercabang). Jadi sama dengan pengertian kata "pugur" atau "pogor". Akan tetapi dalam bahasa Sunda "muguran dengan "mogoran" berbeda arti. Yang pertama dikenakan kepada pohon yang mulai berjatuhan daunnya karena menua, yang kedua berarti bermalam di rumah wanita dalam makna yang kurang susila. Pendapat desas-desus bahwa Bogor itu berarti "pamogoran" bisa dianggap terlalu iseng.
Nama Bogor dapat ditemui pada sebuah dokumen tertanggal 7 April 1752. Dalam dokumen tersebut tercantum nama Ngabei Raksacandra sebagai "hoofd van de negorij Bogor" (kepala kampung Bogor).Dalam tahun tersebut ibukota Kabupaten Bogor masih berkedudukan di Tanah Baru. Dua tahun kemudian, Bupati Demang Wirnata mengajukan permohonan kepada Gubernur Jacob Mossel agar diizinkan mendirikan rumah tempat tinggal di Sukahati di dekat "Buitenzorg". Kelak karena di depan rumah Bupati Bogor tersebut terdapat sebuah kolam besar (empang), maka nama "Sukahati" diganti menjadi "Empang".
Pada tahun 1752 tersebut, di Kota Bogor belum ada orang asing, kecuali Belanda. Kebun Raya sendiri baru didirikan tahun 1817 sehingga teori "arca sapi" tidak dapat diterima sebagai asal-usul nama Bogor.Letak Kampung Bogor yang awal itu di dalam Kebun Raya ada pada lokasi tanaman kaktus. Pasar yang didirikan pada lokasi kampung tersebut oleh penduduk disebut Pasar Bogor (papan nama "Pasar Baru Bogor" sebenarnya agak mengganggu rangkaian historis ini)

2. Asal dan Arti Nama Pakuan
Hampir secara umum penduduk Bogor mempunyai keyakinan bahwa Kota Bogor mempunyai hubungan lokatif dengan dan Pajajaran Kota Pakuan, ibukota Pajajaran. Asal-usul dan arti Pakuan terdapat dalam berbagai sumber. Di bawah ini adalah hasil penulusuran dari sumber-seumber tersebut berdasarkan urutan waktu: Carita (Cerita): Waruga Guru (1750-an). Dalam naskah berhasa Sunda kuno ini diterangkan bahwa nama Pakuan Pajajaran didasarkan bahwa di lokasi tersebut banyak terdapat pohon Pakujajar.
K.F. Holle (1869). Dalam tulisan berjudul "De Batoe Toelis te Buitenzorg" (Batutulis di Bogor), Holle menyebutkan bahwa di dekat Kota Bogor terdapat kampung bernama Cipaku (beserta sungai yang memiliki nama yang sama). Di sana banyak ditemukan pohon Paku. Jadi menurut Holle, nama Pakuan ada kaitannya dengan kehadiran CIpaku dan Pohon Paku. Pakuan Pajajaran berarti pohon paku yang berjajar ("op rijen staande pakoe bomen").
G.P. Rouffaer (1919) dalam "Encyclopedie van Niederlandsch Indie" edisi Stibbe tahun 1919. Pakuan mengandung pengertian "Paku", akan tetapi harus diartikan "paku jagat" ("spijker der wereld") yang melambangkan pribadi raja seperti pada gelar Paku Buwono dan Paku Alam. "Pakuan" menurut Fouffaer setara dengan "Maharaja". Kata "Pajajaran" diartikan sebagai "berdiri sejajar" atau "imbangan"("evenknie"). Yang dimaksudkan Rouffaer adalah berdiri sejajar atau seimbang dengan Majapahit. Sekalipun Rouffaer tidak merangkumkan arti Pakuan Pajajaran, namun dari uraiannya dapat disimpulkan bahwa Pakuan Pajajaran menurut pendapatnya berarti "Maharaja yang berdiri sejajar atau seimbang dengan (Maharaja) Majapahit". Ia sependapat dengan Hoesein Djajaningrat (1913) bahwa Pakuan Pajajaran didirikan tahun 1433.
R. Ng. Poerbatjaraka (1921). Dalam tulisan "De Batoe-Toelis bij Buitenzorg" (Batutulis dekat Bogor) ia menjelaskan bahwa kata "Pakuan" mestinya berasal dari bahasa Jawa kuno "pakwwan" yang kemudian dieja "pakwan" (satu "w", ini tertulis pada Prasasti Batutulis). Dalam lidah orang Sunda kata itu akan diucapkan "pakuan". Kata "pakwan" berarti kemah atau istaa. Jadi, Pakuan Pajajaran, menurut Poerbatjaraka, berarti "istana yang berjajar ("aanrijen staande hoven").
H. ten Dam (1957). Sebagai Insinyur Pertanian, Ten Dam ingin meneliti kehidupan sosial-ekonomi petani Jawa Barat dengan pendekatan awal segi perkembangan sejarah. Dalam tulisan "Verkenningen Rondom Padjadjaran" (Pengenalan sekitar Pajajaran), pengertian "Pakuan" ada hubungannya dengan "lingga"(tonggak) batu yang terpancang di sebelah prasasti Batutulis sebagai tanda kekuasaan. Ia mengingatkan bahwa dalam "carita Parahyangan" disebut-sebut tokoh Sang Haluwesi dan Sang Susuktunggal yang dianggapnya masih mempunyai pengertian "paku".Ia berpendapat bahwa "pakuan" bukanlah nama,melainkan kata benda umum yang berarti ibukota ("hoffstad") yang harus dibedakan dari keraton.Kata "pajajaran" ditinjaunya berdasarkan keadaan topografi. Ia merujuk laporan Kapiten Wikler (1690)yang memberitakan bahwa ia melintasi istana Pakuan di Pajajaran yang terletak antara Sungai Besar dengan Sungai Tanggerang (disebut juga Ciliwung dan Cisadane). Ten Dam menarik kesimpulan bahwa nama "Pajajaran" muncul karena untuk beberapa kilometer Ciliwung dan Cisadane mengalir sejajar. Jadi,Pakuan Pajajaran dalam pengertian Ten Dam adalah Pakuan di Pajajaran atau "Dayeuh Pajajaran".
Demikianlah tafsiran nama Pakuan Pajajaran menurut lima sumber. Nama resmi yang pernah digunakan
dalam sumber sejarah ada tiga, yaitu:
1. Pakuan Pajajaran (lengkap)
2. Pakuan (tanpa Pajajaran)
3. Pajajaran (tanpa Pakuan)
Ketiga sebutan itu dapat ditemukan dalam Prasasti Batutulis (nomor 1 & 2), sedangkan nomor 3 bisa dijumpai pada Prasasti Kabantenan di Bekasi.
Lantas, apa arti kata itu menurut orang Pajajaran sendiri? Dalam naskah "Carita Parahiyangan" ada kalimat berbunyi "Sang Susuktunggal, inyana nu nyieunna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata" (Sang Susuktunggal, dialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja Ratu Penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, yaitu pakuan Sanghiyang Sri Ratu Dewata).
Sanghiyang Sri Ratu Dewata adalah gelar lain untuk Sri Baduga. Jadi yang disebut "pakuan" itu adalah "kadaton" yang bernama Sri Bima dst. "Pakuan" adalah tempat tinggal untuk raja, biasa disebut keraton, kedaton atau istana. Jadi tafsiran Poerbatjaraka lah yang sejalan dengan arti yang dimaksud dalam "Carita Parahiyangan", yaitu "istana yang berjajar" Tafsiran tersebut lebih mendekati lagi bila dilihat nama istana yang cukup panjang tetapi terdiri atas nama-nama yang berdiri sendiri. Diperkirakan ada 5 bangunan keraton yang masing-masing bernama: Bima, Punta, Narayana, Madura dan Suradipati. Inilah mungkin yang biasa disebut dalam peristilahan klasik "panca persada" (lima keeraton). Suradipati adalah nama keraton induk. Hal ini dapat dibandingkan dengan nama-nama keraton lain, yaitu Surawisesa di Kawali, Surasowan di Banten dan Surakarta di Jayakarta pada masa silam.
Karena nama yang panjang itulah mungkin orang lebih senang meringkasnya, Pakuan Pajajaran atau Pakuan atau Pajajaran. Nama keraton dapat meluas menjadi nama ibukota dan akhirnya menjadi nama negara. Nama keraton Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta Hadiningrat, contohnya meluas menjadi nama ibukota dan nama daerah. Ngayogyakarta Hadiningrat dalam bahasa sehari-hari cukup disebut Yogya.
Pendapat Ten Dam (Pakuan = ibukota ) benar dalam penggunaan, tetapi salah dari segi semantik. Dalam laporan Tome Pires (1513) disebutkan bahwa bahwa ibukota kerajaan Sunda itu bernama "Dayo" (dayeuh) dan terletak di daerah pegunungan, dua hari perjalanan dari pelabuhan Kalapa di muara Ciliwung. Nama "Dayo" didengarnya dari penduduk atau pembesar Pelabuhan Kalapa. Jadi jelas, orang Pelabuhan Kalapa menggunakan kata "dayeuh" (bukan "pakuan") bila bermaksud menyebut ibukota. Dalam percakapan sehari-hari, digunakan kata "dayeuh", sedangkan dalam kesusastraan digunakan "pakuan" untuk menyebut ibukota kerajaan.Untuk praktisnya, dalam tulisan berikut digunakan "Pakuan" untuk nama ibukota dan "Pajajaran untuk nama negara, seperti kebiasaan masyarakat Jawa Barat sekarang ini. 


 by Awan on January 2nd 2011