Jumat, 29 Juli 2011

KINI KU TLAH MENYANDANG GELAR AHLI MADYA

Picture.1. Aku dan ayah

U
sai sudah perjalananku menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bogor. Hanya dengan bermodalkan uang hasil pinjaman sebesar Rp. 2.000.000, kepada salah seorang atasan di tempatku bekerja (walaupun masih kurang), dan semangat menuju perubahan, aku bersama dengan adikku berniat melanjutkan sekolah lagi. Setelah melalui proses yang panjang dan pertimbangan dari berbagai sisi, akhirnya tepat pada tanggal 7  Maret 2008 aku mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa baru di perguruan tinggi yang meluluskanku menjadi seorang Ahli Madya sekarang ini. Tentunya di bidang IT (Information Technology). Semangat dan dukungan yang besar dari kedua orangtuaku, dan juga semua saudara-saudaraku, khususnya kakak ketiga, Tri Murniati, yang telah begitu banyak membantuku selama 3 tahun menjalani perkuliahan. Dia yang selalu sabar menghadapi kami berdua, saat kelelahan, dan dia pula yang selalu membangkitkan semangat untuk terus berjalan bahkan berlari mengejar mimpi. Rela bangun pagi untuk membuatkan sarapan nasi goreng, rela berjibaku dengan panasnya pabrik textil bersama mesin-mesin jahit, dan rela tidak makan demi kami. Perjuangannya sebagai kakak dan pengganti seorang figur ibu di sini begitu besar. Namun sebelum aku membalas semua kebaikannya, kini dia telah pergi jauh ke tanah Papua bersama suami yang sedang ditugaskan dan bekerja di sana. Semoga saja dia hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Amien.
Dimulai dari perbincangan kecil kami di sebuah kamar kos-kosan berukuran 3x5 meter bersama kakak kami, Tri Murniati sepulang dari dia bekerja.
” Yu, mumpung isih anyar kerjo, aku tak kuliah yo?”, kataku dalam bahasa Jawa yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah, Yu (panggilan untuk kakak perempuan), mumpung masih baru kerjanya, gimana kalau aku kuliah?
” Yowes kuliah wae, rapopo wong loro karo dik Anto!”, jawab kakakku yang berarti setuju dan memberi semangat, karena niat untuk melanjutkan sekolah sebenarnya sudah ada sejak aku lulus SMA di Purworejo, namun karena masalah biaya dan ketidakmampuan dalam hal financial keluarga, akhirnya niat itu kandas. Ayahku hanyalah seorang buruh tani, begitu juga ibuku. Melihat kondisi seperti ini, aku sebagai anak harus pandai-pandai berkaca diri, siapakah aku ini? Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Tanah Pasundan, Bogor mencari pekerjaan hanya dengan bermodalkan ijazah SMA dan uang Rp. 75.000,- dari orang tua. Namun setelah kurang lebih 1 bulan berjuang mencari pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain, akhirnya kami  mendapatkan sebuah pekerjaan di salah satu perusahaan makanan di kota itu, nah di sinilah awal mula karir kami dirintis.
Picture.2. Bersama Om Rinduana dan Ayah tercinta
Perjalanan kehidupan seseorang tidaklah semudah yang dibayangkan serta tak selamanya indah dan lancar, begitu juga denganku. Setelah bekerja selama 3 tahun di perusahaan milik orang Italia itu, aku diberhentikan selama 2 bulan karena masalah prosedur kontrak dan recruitment, sedangkan aku sendiri masih harus membiayai kuliah dan makan agar tetap bisa bernapas, Nah di sinilah kesabaran seorang Tri Murniati, kakak kami diuji, selama hampir 2 bulan, dialah yang selalu mengurusi kami, namun alhamdulillah tidak sampai meminta bantuan dalam hal keuangan, karena aku masih mempunyai tabungan untuk sekedar berangkat dan memenuhi kebutuhan sebagai seorang mahasiswa. Terima kasih kak, aku berikan apresiasi yang tinggi atas kesabaran yang telah kau contohkan kepada kami.
Picture.3. Alice hanifah

 Berbicara tentang dunia perkuliahan yang aku tempuh selama 3 tahun terakhir ini, tidak bisa terlepas dari campur tangan seorang wanita bernama Alice, gadis asli Sunda yang kini menjadi kekasihku. Dia adalah sosok perempuan yang idealis dan dinamis. Selalu berpikir positif dan mawas diri, walaupun kadang-kadang sifat kekanak-kanakannya masih sering terlihat. Dialah yang selama 3 tahun menemaniku menjalani aktivitas perkuliahan, dari mulai pertama kali aku masuk kuliah sampai aku diwisuda tangggal 29 Mei 2011 di Istora Senayan Jakarta. 
Picture.4. Aku dan Alice

Kesetiaan dan cintanya kini yang membuatku tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang. Berkat cintanya itulah, hidupku menjadi lebih berwarna. Teringat kejadian tahun 2010 saat aku mulai kehilangan semangat karena kontrak kerjaku sudah habis, dialah yang selalu membisikkan semangat hidup di telingaku, yang selalu meniupkan cinta di relung-relung hatiku yang mulai goyah. 
Aku ucapkan terima kasih kepada:
  1. Allah SWT
  2. Kedua orang tuaku, Bp. Supardjo, dan Ibu Ngatiyah
  3. Kakakku, Suhono, Suharti, dan Tri Murniati, dan adikku Julian Setyanto
  4. Adekku, Alice Hanifah yang begitu banyak membantuku
  5. dan segenap umat manusia yang telah kontak denganku


Untuk melihat koleksi foto wisudaku silahkan kunjungi link berikut:
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.225844487426838.68560.100000038661516

Kamis, 14 April 2011

WISATA ALAM, ROHANI, PLUS WISATA KULINER DI MASJID ATTA'AWUN PUNCAK BOGOR


            Inilah yang menarik dari perjalanan untuk sekedar memenuhi hasrat hobby travelingku kali ini, wisata dengan 3 fasilitas istimewa sekaligus. Wisata alam, wisata rohani, dan wisata kuliner di Puncak Bogor.
          Perjalanan ini dimulai dari pusat kota Bogor, tepatnya pukul 09.30 WIB, dari sana aku bersama Alice, kekasih sekaligus teman hidupku memulai perjalanan menggunakan sepeda motor. Tidak banyak perbekalan yang kami bawa waktu itu, hanya sedikit minuman ringan, dan snack ala kadarnya. Perjalananpun kami tempuh tidak lebih dari 2 jam dari pusat kota Bogor (saat jam kantor), karena memang tujuan kami adalah Masjid Atta’awun di Puncak. Rute yang kami lewati sangatlah menantang dan menarik , dimulai dari pasar Ciawi yang terkenal akan kemacetannya, Pertigaan Gadog, Taman Safari, Taman Matahari, dan yang terakhir adalah Wisata Alam Gunung Mas.
Panorama alam yang disuguhkan dalam perjalanan sangatlah indah, di kanan dan kiri yang terlihat hanyalah bukit bukit dengan kebun tehnya yang sangat subur, kadang terlihat beberapa gantole terbang di atas kami, karena memang lanscape untuk daerah Puncak sangat memenuhi syarat untuk olahraga yang satu ini.
Akhirnya tibalah kami di Masjid Atta’awun pukul 11:05 WIB, terlambat 10 menit dari perkiraanku sebelumnya, karena mungkin terlalu asyik dengan pemandangan alam yang menghipnotisku di perjalanan tadi. Oke tidak mengapa, karena memang itu tujuan travelingku kali ini, Yupzz.. benar sekali, wisata alam.
Dari depan, bangunan masjid Atta’awun terlihat sangat anggun, berdiri diantara dua perbukitan, dan dikelilingi berhektar-hektar perkebunan teh. Tanpa menunggu  lebih lama lagi, kamipun masuk melewati pintu utama yang sudah dijaga oleh beberapa sekuriti dan petugas parkir. Di sana kami dicatat no polisi kendaraan dan membayar uang parkir sebesar Rp. 3000,-, Tidak ada biaya masuk lain yang dibebankan pada kami, kecuali ongkos parkir tadi. Dengan wajah berseri seri karena kami tak harus merogoh kocek lebih dalam lagi, kamipun memarkirkan sepeda motor di tempat yang telah disediakan, lalu bergegas menuju dalam masjid. Sebelum masuk ke dalam masjid, kami disuguhi lagi pemandangan taman dan kebun bunga yang khusus disediakan untuk pengunjung beristirahat ataupun sekedar mengabadikan momen-momen indah dengan berfoto di sekitar masjid.
Sambil menunggu azan Dzuhur, kami beberapa kali mengabadikan momen itu dengan berfoto berdua. Sampai suatu kali ada seorang turis asing dari United Kingdom meminta bantuan kepadaku untuk memfoto dirinya, ” excuse me, can you help me to take pictures?” katanya dalam bahasa Inggris.
Yes of course, be happy, please!”, jawabku.
Sambil sedikit bercanda akupun menanyakan tentang namanya ,tempat tinggalnya, dari mana dia berasal, bersama siapa dia ke sini, dan
how can you know this place? with whom you travel. you certainly are very happy to visit the area this bogor!”, tanyaku, yah... dengan sedikit gurauan.
Setelah mengambil beberapa fotonya, akupun tak ingin rugi, aku juga meminta kepadanya untuk berfoto bersama denganku. Alhasil, kita sama- sama diuntungkan, dia bisa dapatkan apa yang dia mau, begitu juga denganku, dapet foto bersama bule, memang kelihatannya ”norak abis”, namun memang ini kenyataannya, aku seorang pemburu bule, untuk diajak berfoto bareng tentunya.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12:05 WIB, azanpun berkumandang, alunan nada yang terdengar panjang mengisyaratkan pada semua pengunjung masjid Atta’awun untuk bergegas mengambil air wudhu, begitu juga dengan kami, sebelum masuk kami menitipkan barang bawaan kami di tempat penitipan barang, dan lagi lagi di sini gratis, alias tidak dipungut biaya. Setelah itu aku menuju tempat khusus untuk berwudhu, Walaupun saat itu jam telah menunjukkan pukul 12:00, namun air yang digunakan untuk berwudhu sangatlah dingin, seperti air dalam kulkas kiranya. Berwudhu selesai, akupun  langsung masuk ke dalam ruangan masjid, yang terdiri dari dua lantai, lantai bawah untuk jamaah laki laki, sedangkan lantai atas dikhususkan untuk jamaah perempuan. Suasana di dalam masjid sangatlah berbeda, kesejukan yang semula hanya dapat kurasakan dalam tubuhku, kini  mulai merasuki pikiran dan hati. Kedamaian, dan ketenangan jiwa mulai kurasakan. Jiwa ini seakan terbawa terbang menghirup aroma surga.  
Sungguh luar biasa pesona kemegahan masjid Atta’awun yang dibangun pada tahun 1997 ini (kini dikelola oleh Yayasan Dharma Bhakti dan pembangunannya diprakarsai oleh R. Nuriana, Gubernur Jawa Barat saat itu sebagai antisipasi negatif lingkungan sekelilingnya), posisi Masjid Atta-Awun memang strategis  untuk disinggahi para musafir yang tengah melintasi jalur kawasan wisata pegunungan yang sejuk itu. Tegak disalah satu tonjolan persis dibibir ruas jalan raya puncak yang meliuk - liuk antara kota bogor dan cianjur, Atta_Awun tampil sebagai landmark baru di kawasan itu ( dan jujur saja), mengalahkan landmark lama sebagai tempat singgah, seperti puncak pass dan riung gunung.  Fisik bangunan masjid ini sendiri memang cantik dan asri. Terlebih dimalam hari. Sinar lampu dikubah dan taman lumayan benderang menembus kabut malam,sungguh menonjol diantara lekuk-lekuk kelam perbukitan teh.
Posisi masjid tepat berada di atas pelataran parkit. Ada trap- trap jalan berbatu kerikil rata untuk menuju bagian atas. Sebuah taman menghiasi lingkar latar depan masjid. Ada bangku berleha-leha sejenak. Terlebih pasangan-pasangan muda, mereka duduk-duduk sambil berbincang di bawah kabut malam atapun cahaya tipis matahari pagi, sambil menikmati panorama bukit-bukit diantara desir angin yang sejuk. Ada halaman parkir yang lumayan luas, dengan tenda-tenda pedagang di sekelilingnya, susu bandrek, jagung ataupun ubi bakar, dan banyak lagi. Juga pernak- pernik cendera mata tak bisa disangkal. Luasnya areal parkit inilah yang menjadi Masjid Atta-Awun banyak disinggahi orang. Tak cuma dijam - jam shalat lima waktu, bahkan sepanjang waktu, ada saja orang mampir untuk melemasakan kembali otot-otot kaki yang kaku setelah menempuh perjalanan dengan bermobil.
Keteduhan hati tentu saja akan lebih kita resapi disaf-saf masjid. Meninggalkan taman, akan kita temukan batas suci yang mengharuskan semua alas kaki dicopot. Tentu saja, tanpa pengumumanpun, semua pengunjung Atta-Awun otomatis mencopot dan menyimpan alas kaki di tempat penitipan. Karena untuk mencapai batas ruang masjid, kita mesti melewati cekungan jalan yang dilintasi parit kecil dengan air gunung yang mengalir di sepanjang waktu.Ujung celana ataupun kain panjang disingkapkan agar tidak tak basah saat kaki turun ngerobok  ke dalam air. Dingiiiin..........!! (itulah yang kurasakan waktu itu)


Rabu, 09 Maret 2011

BOGOR BOTANICAL GARDEN


Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, dan IPB.

Sejarah Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida (hutan buatan atau taman buatan) itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal Van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.

Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.

Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.

Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg. Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).

Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 spesies tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl HaĂźkarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.

Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
a. Herbarium
b. Museum
c. Laboratorium Botani
d. Kebun Percobaan
e. Laboratorium Kimia
f. Laboratorium Farmasi
g. Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan Purwodadi
h. Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
i. Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB)

Kebun Raya Bogor sepanjang sejarahnya mempunyai berbagai nama seperti :
a. s'Lands Plantentuin
b. Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
c. Botanical Garden of Buitenzorg
d. Botanical Garden of Indonesia
e. Kebun Gede
f. Kebun Jodoh.

Peristiwa
1. Penanaman Bunga Bangkai
a. Pada tanggal 19 Desember 1992, ditanamlah bunga bangkai jenis bunga bangkai Amorphophalus titanum Becc. (Araceae atau suku talas-talasan). Bunga ini berasal dari Muara Aimat - Jambi, dengan berat umbi 30 kg.
b. Pada tanggal 5 Februari 1994, muncul tunas bunga, kemudian pada tanggal 9 Maret 1994 tingginya telah mencapai 1 meter. Lima hari kemudian tinggi tanaman ini bertambah menjadi 1,5 meter. Karena tanaman ini termasuk langka, maka tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang dilindungi dan dikembangbiakkan.

2. Tugu Peringatan Reinwardt
Pada 16 Mei 2006, memperingati 189 tahun Kebun Raya Bogor (KRB), Kedutaan Besar Jerman bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meresmikan Tugu Peringatan Reinwardt di dalam kompleks kebun. Monumen sederhana di seberang kolam depan Istana Bogor tersebut diresmikan oleh Kepala LIPI Umar Anggara Jenie dan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Joachim Broudré-Gröger.

Peringatan ulang tahun ini juga dimeriahkan dengan acara "ASEAN-China Workshop Botanical Garden on Management and Plant Conservation". Selain Cina, kegiatan ini diikuti oleh negara anggota ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Laos, Kamboja, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Lokakarya itu bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di bidang perkebunan dan konservasi tumbuhan di kawasan ASEAN-Tiongkok.

Puncak acara peringatan ulang tahun ditandai dengan penanaman bibit pohon oleh sepuluh Menteri Lingkungan Hidup ASEAN yang hadir dalam rangka acara "ASEAN Environmental Year" di Indonesia. Acara tersebut merupakan yang ketiga kalinya setelah yang pertama di Brunei Darussalam pada 2000 dan yang kedua di Kamboja pada 2003.

3. Rusak akibat badai
Pada 1 Juni 2006 sekitar pukul 20.00-20.30 WIB, sebanyak 124 pohon di Kebun Raya Bogor yang banyak di antaranya berusia di atas 100 tahun tumbang akibat angin kencang dan badai. Berkaitan dengan itu, kebun raya ditutup untuk umum minimal selama satu pekan guna pembenahan pohon-pohon tumbang tersebut.

Kerusakan yang terjadi di Kebun Raya Bogor (KRB) sangat memprihatinkan. Kerusakan bukan hanya beberapa bidang pagar besi roboh tertimpa pohon, atau belasan pohon tumbang yang terlihat dari jalan raya yang mengitari KRB, tetapi juga kondisi di dalam KRB.

Areal kebun dekat pintu coklat Istana Bogor, yang tidak terlihat dari jalan raya, porak-poranda. Pohon-pohon yang diameternya 50 sentimeter dan tingginya 30-50 meter roboh, rebah malang melintang di tanah dan jalan-jalan di dalam KRB. Di antaranya ada pohon yang diameter pangkalnya sampai satu meter lebih tumbang, tercerabut dengan akar-akarnya.

Kerugian material KRB mencapai miliaran rupiah, sementara kerugian imaterial tidak dapat dihitung karena semua pohon koleksi dan usianya sudah sangat tua

Kunjungan
a. Pada hari Minggu dan hari libur kebun raya sangat ramai dengan pengunjung
b. Kebun Raya Bogor dibuka setiap hari dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore.
c. Harga tanda masuk Rp.9500 (Maret 2011)
d. Mobil Roda 4 Rp. 15.000 dan Motor Rp. 3000 (maret 2011)
e. Pintu gerbang utama ada di sebelah Selatan, sedangkan pintu-pintu yang lain hanya dibuka pada hari Minggu dan libur.
f. Untuk masuk ke rumah anggrek di dalam KBR, penungunjung dikenakan tambahan Rp.1000.

Rabu, 23 Februari 2011

CANDI PRAMBANAN BUKTI SEJARAH HINDU TERBESAR DI ASIA

Bila Anda ke Yogyakarta, sempatkanlah mengunjungi salah satu situs warisan dunia UNESCO dan candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, Prambanan. Candi Prambanan adalah bangunan yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.

Photo credits - Java Twin Brothers Publishing House

Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bagian tengah area candi ini dibangun taman.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi. Oleh banyak kalangan Candi Prambanan kerap disebut sebagai Candi Loro Jonggrang.
Photo credits - Java Twin Brothers Publishing House
Pada 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Kemudian pada 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa waktu kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.

Pada 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.

Pada 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada 1930. Pada 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga 1993.

Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu.
Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, Anda akan menemui empat ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara tiga ruangan lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, Anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga candi Brahma yang terletak di sebelah selatan candi Siwa, Anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah candi Garuda yang terletak di dekat candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang.
Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa)

Photo credits - Java Twin Brothers Publishing House

Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Prambanan, khususnya candi Brahma. Hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan dan beberapa di antaranya sudah rampung.

Untuk mencapai Prambanan, cukup mudah, dengan berbagai macam pilihan penerbangan Anda bisa sampai ke Yogyakarta dan dari pusat kota gudeg tersebut, Anda bisa menyewa mobil atau taksi menuju ke candi Prambanan dengan waktu tempuh sekitar setengah jam.

Baca juga blog juliangarfieldsetyawan.blogspot.com

KARAKTER DALAM NOVEL KARYAKU


       Sebelumnya aku ingin memperkenalkan wajah-wajah baru di dunia hayalku. Dalam cerita ini merekalah yang bermain dan berinteraksi secara langsung denganku. So, biar lebih ngerti  jalan ceritanya simak dan pelajari dengan baik karakter mereka !

# Julian Garfield Setyawan #
Inilah “ aku ” yang menjadi tokoh utama, sekaligus menjadi ikon dalam cerita ini. Di sini aku berperan sebagai Julian, seorang anak petani miskin dari sebuah kota kecil di perbatasan Jawa Tengah dan Jogjakarta. Selain mempunyai kepribadian yang unik dan menarik, pandai dalam memecahkan suatu masalah, penuh dedikasi tinggi, pantang menyerah, dan tegas dalam setiap mengambil keputusan, dia juga mempunyai jiwa kepemimpinan yang tak kalah hebatnya dengan adiknya sendiri, Julian Anthony Van Lavoisier. Jiwa kepemimpinannya ini diwariskan langsung oleh Bapaknya, Raden Mas Soepardjo Sontodiningrat Hanyokrokusumo, mantan lurah di desa Mangoenredjo, Wates, Yogyakarta. Sejak kecil dia telah dididik untuk menjadi seseorang yang dapat dijadikan panutan bagi orang lain. Dalam cerita ini aku tidak sendirian, tapi aku ditemani oleh beberapa tokoh lain seperti Hans Ferdinant, Julian Anthony V.L., Alice Hanifah, dan masih banyak lagi yang lain!
# Hans Ferdinant #
Tokoh yang satu ini, sangat menarik untuk disimak, terlahir dari keluarga sederhana dan bahagia, Sejak kecil, hampir tidak pernah mengenal dunia modern dan perkembangan teknologi, namun di sisi lain, dia mempunyai kecerdasan yang luar biasa, yang membuat dia disegani oleh teman-temannya termasuk aku. Ketelitiannya dalam merespon dan menganalisa suatu peristiwa memang pantas diacungi jempol. Bak seorang detektif, pria bertopi miring yang suka makan permen lollipop ini mampu memecahkan sebuah kasus hanya dalam hitungan jam. Aku menjadi teringat kejadian musim panas tahun lalu,di sekolah tempat dia belajar, SMK Negeri 1 Purworejo, saat tim penyusun naskah ujian sekolah kehilangan beberapa lembar jawaban soal yang sudah dicetak dan disetujui pihak Depdiknas, tentu saja hal ini membuat kalang kabut pihak sekolah dan orang tua wali yang tidak menginginkan kecurangan dalam pelaksanaan ujian, Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya Depdiknas memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk mencari di mana lembar jawaban soal itu berada. Hans yang waktu itu masih kelas x menawarkan jasanya untuk membantu mencari lembar jawaban itu, dan hanya dengan satu pertanyaan dia sanggup menemukan lembaran kertas itu, Sungguh mengesankan sekali cara berpikir anak yang satu ini! tapi terkadang jalan pikirannya susah ditebak. Dia termasuk seorang yang suka menyendiri dan menghayal. Kadar hayalannyapun tidak tanggung-tanggung, dia ingin sekali menjadi seorang artis dan rock star. Walaupun kenyataannya itu tidaklah segampang yang dia pikirkan.
#Julian Anthony Van Lavoisier #
Dia adikku, dan dalam cerita ini dia tetap menjadi adikku, dia berperan sebagai Anthony, yang selalu membuatku jengkel dengan kemalasannya, selalu ngantuk dan memilih untuk pergi mencari tempat tidur di saat yang lain tengah sibuk, karena hobbinya ya memang tidur. Dia berpendapat bahwa dengan tidur minimal 11 jam perhari, akan membuatnya menjadi lebih fresh dalam menggunakan otak kirinya dan mengembangkan otak kanannya. Walaupun mempunyai kebiasaan yang aneh, namun Sarjana S3 lulusan University of California ini mempunyai banyak prestasi yang patut dibanggakan, seperti saat dia mendapatkan gelar di bidang Science, dan saat dia menyabet juara II kontes robot se Asia-Pasific di Singapura tahun 2001 lalu. Yach walaupun aku selalu dibuatnya jengkel tapi dialah yang selalu membantu dan menemaniku dari semenjak aku lahir hingga saat ini.
# Alice Hanifah #
Nama yang cantik secantik wajahnya. Di sini dia berperan sebagai Alice, seorang gadis asli Sunda yang selalu mengisi hari-hariku di Kota Bogor. Perkenalan itu bermula ketika kami sama-sama bekerja di sebuah perusahaan manufaktur, yang memang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dia mempunyai kepribadian yang jarang dimiliki gadis seusianya, mandiri, dan tidak pernah mengeluh dalam menghadapi setiap cobaan dalam hidupnya, selain itu, dia juga rajin dalam beribadah, selalu mengingatkanku ketika aku belum sholat, dan selalu marah ketika aku lupa melaksanakan sholat. Perhatian semacam itulah yang jarang aku dapatkan di sini, semenjak aku pergi merantau, dialah yang menjadi pengganti figure ibuku dan juga kakak perempuanku. Tapi terkadang dia juga selalu membuatku marah dengan sikap keras kepalanya yang sampai saat ini belum bisa aku kuasai. Hari-hariku semakin indah bersamanya ketika dia mau menerimaku sebagai pasangannya (yang aku maksud di sini adalah pacar), Hidupku yang selama ini buram, kini menjadi lebih berwarna dan indah. Cerita ini juga khusus aku dedikasikan untuk kesetiaan dan kasih sayangnya selama ini.

          Sebenarnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang ikut membantuku di sini, namun jika aku mengulasnya satu persatu tidaklah cukup waktu yang aku punya saat ini. Selain biaya percetakannya yang mahal, hal ini juga disebabkan karena banyaknya permintaan dari para penggemar novel-novel karyaku yang saat ini juga tengah beredar luas di masyarakat. Jadi sekali lagi, saya atas nama pribadi mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini.

Selasa, 22 Februari 2011

TUGAS AKHIR...BEBAN ATAU TANGGUNG JAWAB?

Enam bulan telah berlalu, seiring berakhirnya masa study semester terakhirku di BSI. Banyak suka duka yang aku alami selama 3 tahun menempuh perkuliahan di sana, tentunya bersama adikku. Mulai dari lelahnya fisik sampai ngedrop dan boringnya pikiran. Tapi Alhamdulillah tak lupa aku ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Agung, karena Dia, aku diberi kekuatan kesabaran dan semangat hingga akhir semester. Namun, perjuangan tidak berhenti sampai di sini. Aku masih harus dihadapkan pada Tugas Akhir yang sangat menyita pikiran dan tenaga, dan akupun pesimis dengan kemampuanku. Sungguh berat,
Dimulai hari ini, Rabu, 23 Februari 2011 pengumuman kelulusan akan diberitahukan lewat website,  rasa takut, kalut, dan was was selalu mengganggu. Ya Allah apakah aku akan lulus? ataukah aku akan menangis meratapi kekalahan?
hanya engkau yang tau, semua aku serahkan pada-Mu! Namun aku berharap semua akan berakhir indah, Amien
ya Robbal 'alamin

Senin, 31 Januari 2011

ADAKAH PACARAN YANG ISLAMI ?

Pernah suatu hari saya dilontari sebuah pertanyaan tentang "pacaran" oleh seorang teman mahasiswi bernama Anna' sebuah pertanyaan yang selalu ditunggu-tunggu para anak-anak muda sekarang.
Maka pada kesempatan ini saya akan membahasnya .
Silahkan Simak!

Pertanyaan:
Assalamualaikum wr. wb.

Selama ini ada beberapa macam pendapat tentang pacaran dalam sudut pandang Islam. Yang ingin saya tanyakan adalah sebenarnya menurut Islam pacaran itu boleh enggak?

Kalau boleh tolong beri alasan yang betul-betul bisa dimengerti, kalau tidak pun saya ingin alasan yang mudah dipahami.

Terus saya ingin tanyakan bagaimana sebaiknya bergaul dengan teman yang berlawanan jenis, soalnya kita kan hidup dengan manusia yang heterogen, dengan prinsip hidup yang berbeda-beda. Tolong beri solusi yang tepat berdasarkan aturan Islam.

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas jawabannya.

Jazakallohu khairan katsiron.

Wassalamualiikum Wr. Wb.

Anna Rossana


Jawaban:

Assalamu'alaikum wr. wb.

Sdri. Anna Rossana yang disayangi Allah,

Istilah berpacaran itu sendiri bisa diartikan berbeda, kalaulah pacaran yang saudari maksudkan adalah kisah sejoli yang hanya sekedar untuk menjalin hubungan kasih dua sejoli, untuk fun dan menjurus pada kemaksiatan, maka hal itu tidak diperbolehkan. Akan tetapi jikalau yang dimaksud â€Ĺ“pacaranâ€? disini sebagai instrument untuk mengenal calon pendamping lebih jauh, dengan catatan batasan-batasan syar’i harus dijaga, maka boleh-boleh saja, karena dalam Islam itu sendiri ada istilah ta’aruf sebelum pernikahan. Tujuan ta’ aruf disini adalah sebatas untuk mengenal karakter calon pasangan kita, bukan untuk â€Ĺ“having fun togetherâ€?. Pergi berduaan tanpa ditemani mahram atau keluarga, seharusnya dihindari. Karena kita tidak tahu apa yang bisa dan mungkin terjadi. Ketentuan ini ahrus tetap berlaku meskipun sudah dalam proses menuju pernikahan. Selama pernikahan belum terlaksana â€Ĺ“si diaâ€? tetaplah non mahram. Batasan-batasan syariat juga harus tetap dijaga. Didalam sebuah hadist shohih Rasulullah saw. menegaskan â€Ĺ“ Tidaklah diperkenankan bagi laki-laki dan perempuan untuk berkhalwat (berduaan), karena sesungguhnya ketiga dari mereka adalah syetan, kecuali adanya mahram.â€? (HR Ahmad dan Bukhari Muslim, dari â€Ú©Amir bin Rabi’ah)

Menanggapi pertanyaan kedua, yaitu masalah pergaulan, memang betul apa yang dikatakan saudari Anna bahwa posisi kita saat ini sangatlah sulit. Dalam artian kita hidup dengan manusia yang mempunyai prinsip dan pandangan hidup yang berbeda. Bahkan di kota-kota besar masyarakat kita bisa dikatakan memiliki kecendrungan hidup bebas. Terkadang dengan kondisi seperti itu, kita menghadapi sebuah dilema bagaimana menempatkan diri dalam dunia pergaulan agar kita dapat diterima oleh lingkungan, dan keyakinan atau syariat islam pun tetap terjaga. Namun sebetulnya kaidah yang paling tepat dalam pergaulan, khususnya dengan lawan jenis, adalah pandai-pandai menempatkan diri dan menjaga hati. Usahakanlah untuk mengerti situasi kapan kita harus serius dan kapan harus santai, "think before you act" sangatlah penting.

Meskipun demikian, menjaga pandangan adalah sangat dianjurkan, namun inti dari ajaran ini adalah bagaimana kita menjaga hati. Istilahnya, untuk apa kita menundukkan pandangan, jika hati tidak kita tundukkan???.

Semua tergantung dari niat kita. Contohnya, dalam suasana kantor atau organisasi di mana kita dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak, baik laki-laki atau perempuan, kita tentu saja diperbolehkan mengadakan contact dengan lawan jenis. Pada prinsipnya, di mana maksud kita untuk kebaikan dan batasan-batasan syar’i tetap dijaga, semua sah-sah saja. Islam tidaklah pernah bertujuan untuk mempersulit , tapi justru mempermudah hidup kita. Segala yang disyariatkan sudah barang tentu demi kebaikan ummat manusia...

Etika pergaulan dalam islam adalah, khususnya antara lelaki dan perempuan garis besarnya adalah sbb:
  1. Saling menjaga pandangan di antara laki-laki dan wanita, tidak boleh melihat aurat , tidak boleh memandang dengan nafsu dan tidak boleh melihat lawan jenis melebihi apa yang dibutuhkan. (An-Nur:30-31)
  2. Sang wanita wajib memakai pakaian yang sesuai dengan syari'at, yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh selain wajah, telapak tangan dan kaki (An-Nur:31)
  3. Hendaknya bagi wanita untuk selalu menggunakan adab yang islami ketika bermu'amalah dengan lelaki, seperti:
    • Di waktu mengobrol hendaknya ia menjahui perkataan yang merayu dan menggoda (Al-Ahzab:32)
    • Di waktu berjalan hendaknya wanita sesuai dengan apa yang tertulis di surat (An-Nur:31 & Al-Qisos:25)
  4. Tidak diperbolehkan adanya pertemuan lelaki dan perempuan tanpa disertai dengan muhrim.
Semoga jawaban Saya dapat memuaskan saudari Anna.


Wassalam

Julian G. Setyawan

Selasa, 25 Januari 2011

Negara-negara di Dunia Yang Menggunakan Bahasa Jawa. BANGGA GAN !



Republik Suriname
(Surinam)dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda.

Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.

Singapura
Sejumlah orang Jawa didatangkan ke Singapura sejak 1825 [Johari, 1965]. Mereka berasal dari Jawa Tengah, dan mereka dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan karet, jalur kereta api dan konstruksi jalan raya. Kampong Jawa, di tepi sungai Rochor, adalah tempat pemukiman pertama orang Jawa di Singapura. Selain Kampong Jawa, Kallang Airport Estate dikenal sebagai tempat pemukiman orang Jawa juga. Di Kallang, mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.
Malaysia
Umumnya, mereka sudah berwarga negara Malaysia. Leluhur mereka datang sekitar tahun 1900 karena tekanan ekonomi. Masyarakat Jawa di Malaysia saat ini termasuk generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia.

Yang terbanyak tinggal di Negeri Selangor, terutama di kawasan Tanjung Karang, Sabak Bernam, Kuala Selangor, Kelang, Banting, dan Sepang. Mereka masih mengekalkan beberapa unsur Jawa meski tidak total. Di Johor juga banyak, tapi yang muda-muda sudah lupa warisan leluhurnya.

Bahkan sebagian ada yang merasa malu mengakui berketurunan Jawa. Mereka sudah tidak boleh (bisa, Red.) lagi bertutur bahasa Jawa secara baik dengan unggah-ungguh dan tata krama. Ada yang mengekalkan identitas dirinya dengan mewujudkan Persatuan Anak-anak Jawa. Kegiatan keseniannya kuda kepang dan reog, walaupun tidak sehalus di Jawa.

Belanda
Saat Belanda menjajah Indonesia belanda mengirim orang jawa sebagai budak ke Belanda. Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa.

Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.
Kaledonia Baru
Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah sebuah negeri seberang laut milik Perancis terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Juga dinamai Kanaki yang dari nama penduduk asli kepulauan itu. Negara kepulauan ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini dikenakan sampai 1998. Namanya berasal dari bahasa Latin Skotlandia. Ibu kotanya ialah Noumea.

Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.

Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa.

Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Perancis saja.

Indonesia
udah pasti bahasa jawa juga di gunakan di Indonesia. bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa adalah bahasa jawa terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah & Jawa Timur di Indonesia.
 
by Awan on January 26th 2010

7 CROP CIRCLE TERBESAR DI DUNIA



7 crop circle terbesar di dunia


Fenomena crop circle di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta boleh jadi yang pertama kali di Indonesia. Namun sebenarnya, ada beberapa pola serupa dengan ukuran jauh lebih besar di beberapa negara di dunia.

Crop circle  adalah suatu pola teratur yang terbentuk karena adanya perebahan sebagian tanaman, biasanya ditemukan di ladang pertanian, yang terkadang membentuk pola-pola tertentu. Pola tersebut seringkali terbentuk hanya dalam waktu semalam. Karena pola yang ditemukan tidak selalu berbentuk lingkaran, crop circle juga sering disebut crop formation.

Sepanjang paruh ketiga abad 20, sekira 10 ribu crop formation dilaporkan ditemui di 26 negara (27 jika termasuk fenomena di Sleman, Yogyakarta) di seluruh dunia dan 90% di antaranya ada di selatan Inggris. Dari sekian banyak fenomena crop formation di seluruh dunia, berikut ini beberapa di antaranya yang dilaporkan sebagai crop formation terbesar. Namun, tidak semua crop formation ini misterius. Beberapa di antaranya merupakan buatan manusia.

1. The Human Butterfly. Sebuah crop formation berbentuk manusia bersayap kupu-kupu ditemukan di selatan Belanda, dekat kota Goes pada bulan Agustus 2009. Ini adalah crop formation terbesar di dunia yang pernah ditemui dengan ukuran 530 x 450 meter. Sekelompok orang dari Project Atlas membentuk crop formation ini sebagai simbol keindahan sekaligus kerapuhan manusia.

2. Dalian Cornfiled Maze. Seperti namanya, crop formation ini memang sebuah maze raksasa berukuran 22,7 hektare yang terletak di dekat jalan raya Dandong-Dalian, China. Rute terpendek maze ini sepanjang 3.800 meter dan perlu waktu sekira satu jam untuk menyelesaikan maze ini. crop formation ini sengaja dibuat pemerintah setempat sebagai sarana promosi untuk menarik investor mengembangkan area pertanian di daerah Dalian.

3. Pada tahun 2005 sebuah ladang mint di Dalponte Farms, Richland, New Jersey, AS tiba-tiba ditemukan bergambar kelelawar seluas lebih dari 6.070 meter persegi. Namun setelah diperhatikan, gambar kelelawar tersebut merupakan logo dari Bacardi, sebuah perusahaan yang memproduksi minuman beralkohol.

4. Crop formation juga ditemui di Italia. Salah satu yang terbesar dilaporkan terlihat di Torino pada 13 Juni 2010. Pola yang ditemui di negeri ini berbentuk bunga dengan enam kelopak. Sebagian pengamat menafsirkan pola crop formation itu dengan menggunakan perpektif galaksi.

5. Crop fromations terpanjang terlihat di Etchilhampton, Wiltshire, Inggris pada tahun 1996. Bentuknya berupa lingkaran dan jalan kecil yang saling bertautan sepanjang kurang lebih 1250 meter dari satu ladang ke ladang lainnya.

6. Sebuah crop formation berbentuk mandala dengan tujuh kelopak ditemukan pada tahun 1998 di Alton Barnes, Wiltshire, Inggris. Area yang membentuk pola tersebut membentang seluas 6 ribu meter persegi.

7. Rekor untuk crop formation dengan desain terbesar dan lingkaran terbanyak dalam sebuah formasi masih dipegang sebuah motif yang ditemukan di Milk Hill, Wiltshire, Inggris. Pada 12 agustus 2001, pola dengan 409 lingkaran kecil membentuk sebuah desain berlengan enam berdiameter sekira 243 meter.

Source  : http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/468/7-crop-circle-terbesar-di-dunia
 
by Awan on January 26th 2010

Sabtu, 01 Januari 2011

SEJARAH KOTA BOGOR, KOTA TUA PENUH INSPIRASI


Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak
54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 21,56 km², dan jumlah penduduknya 834.000 jiwa (2003). Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Pada masa kolonial Belanda, Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zĂ´rkh", boeit'-) yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram".
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena
tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian
pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai-balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.
Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter
dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.
Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai yang
permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami.
Batas Wilayah Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor sebagai berikut:
Utara Sukaraja, Bojonggede, dan Kemang Timur Sukaraja dan Ciawi Selatan Cijeruk dan Caringin Barat Kemang dan Dramaga Iklim, topografi, dan geografi Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 °C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 °C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai
kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah adalah latosol coklat
kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%)sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.
Kedudukan geografi Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara, Jakarta, membuatnya strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.
Sejarah

Monumen Kujang, Bogor. Puncak monumen melambangkan senjata tradisional Bogor "Sang Kujang"
Abad kelima
Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya kerajaan pertama yang dikenal di Indonesia - Kerajaan Hindu Tarumanagara di abad kelima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa erkeolog ternam seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, keberadaan tepat dan situs penting yang menyatakan eksistensi kerajaan tersebut, hingga kini masih belum ditemukan bukti otentiknya.
Kerajaan Pajajaran Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan yang silam, salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran, salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di pulau Jawa. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib, keramat dan dilestarikan hingga sekarang.
Pakwan yang merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973 oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.[1]
Zaman Kolonial Belanda
Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff membangun Istana
Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Batavia
dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang. Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung,Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.
Kebun Raya Bogor Ketika VOC bangkrut pada awal abad kesembilan belas, wilayah nusantara dikuasai oleh Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jendral Thomas Rafless yang merenovasi Istana Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun Raya (Botanical Garden). Di bawah Rafles,Bogor juga ditata menjadi tempat peristirahatan yang dikenal dengan nama Buitenzorg yang diambil dari nama salah satu spesies palem.
Hindia Belanda
Setelah pemerintahan kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903, terbit Undang-Undang Desentralisasi yang menggantikan sistem pemerintahan tradisional dengan sistem administrasi pemerintahan modern, yang menghasilkan Gemeente Buitenzorg. Pada tahun 1925, dibentuk provinsi Jawa Barat (provincie West Java) yang terdiri dari 5 karesidenan, 18 kabupaten dan kotapraja (stadsgemeente). Buitenzorg menjadi salah satu stadsgemeente.
Zaman Jepang
Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor menjadi lemah
setelah pemerintahan dipusatkan pada tingkat karesidenan.
Pasca kemerdekaan Pada tahun 1950, Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950 Pada tahun 1957, nama pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai Undang-Undang nomor 1 tahun 1957. Kota Praja Bogor berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor, dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1965 dan Undang-Undang nomor 5 tahun 1974 Kotamadya Bogor berubah menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan berlakunya Undang-Undang nomor 22tahun 1999.

Wisata dan rekreasi
● Kebun Raya Bogor
Sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense,Museum Zoologi, dan IPB.

Wanita desa dipinggir kolam penghias Istana Bogor, oleh pematung Indonesia, Trubus
● Istana Bogor
Merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai
keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan fauna
yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusa yang indah yang didatangkan
langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
● Prasasti Batu tulis
Merupakan prassati peniggalan jaman Kerajaan Padjadjaran yang ditulis dalam bahasa
Jawa kuno yang isinya menyebutkan Raja Pakuan Padjadjaran yang bernama Prabu
Purana dinobatkan kembali dengan nama Sri Paduka Maharaja Ratu Haji dalam tahun
yang tidak jelas karena ada huruf yang kosong, sehingga ada berbagai macam penafsuran
Prasasti ini disimpan di tepi jalan raya Batutulis, Bogor, sekitar 2 km dari pusat kota.
● CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices
Merupakan kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan kepada alam, terletak
di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Kawasan ini memiliki
beberapa fasilitas pendukung seperti gedung perkantoran, wisma, asrama (dormitory),
serta kebun buah, sayur dan tanaman obat. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing, kegiatan luar, dan area outbond. Kawasan ini didedikasikan untuk kepentingan
konservasi.
● Dramaga, Bogor
Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 Km dari pusat Kota Bogor.
Wilayah Dramaga merupakan sentra produksi manisan basah dan kering, baik itu dari
buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang, pepaya, kweni, salak, kedondong,
atau caruluk) maupun dari bahan sayuran (wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).
● Plaza Kapten Muslihat (Taman Topi)
Didalam Plaza Kapten Muslihat terdapat sebuah taman yang diberi nama Taman
Ade Irma Suryani, sebelumnya taman ini memiliki nama Taman Kebon Kembang
tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an taman ini berubah fungsi menjadi
terminal angkutan kota karena letaknya yang strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal
tersebut kemudian direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat yang mengusung konsep
Bangunan berbentuk Topi, sehingga masyarakat pun menyebutnya dengan Taman Topi.
Pada saat itu Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu alternatif tempat berwisata
sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor. Taman topi dilengkapi berbagai wahana
permainan namun pada sejak tahun 1994 sampai saat ini (tahun 2007) tempat ini
menjadi tidak terawat baik karena dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota.
Didalamnya juga terdapat pula Pusat Informasi Kepariwisataan atau Tourist Information
Centre.
● Taman Kencana
Adalah sebuah taman kecil yang digunakan untuk tempat rekreasi anak-anak kecil, kaum
muda maupun orang tua yang melepas lelah setelah capai berjalan-jalan di lapangan
Sempur ataupun Kebun Raya. Taman ini ramai pada hari minggu saat para orang tua dan
anak-anak sedang libur. Dahulu di tengah Taman Kencana terdapat sebuah batu prasasti
buatan yang berbentuk elips dan berukuran ±2×2×2 meter. pada batu ini terdapat sebuah
tulisan dalam bahasa Indonesia tapi diukir menyerupai tulisan Sansekerta. hingga pada
akhirnya batu tersebut diangkat kira-kira antara tahun 2000 sampai 2005.
● Lapangan Sempur
Lapangan yang dahulu merupakan lahan kosong yang dipergunakan sebagai lapangan
upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus ini,
sekarang sudah dikelola oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bogor. Lapangan
ini sekarang dijadikan sebagai tempat olah raga dan lapangan multifungsi. Di lapangan
ini terdapat wall-climb, lapangan basket, lapangan utama untuk bermain bola dan soft/
baseball, run-track, lapangan voli beralaskan pasir pantai, area untuk senam. Pada hari minggu tempat ini akan menjadi pasar dadakan, banyak pedagang makanan ataupun
alat-alat yang menggelar dagangannya disini setiap hari minggu. Lapangan ini kerap
digunakan untuk berbagai even musik.
● Rancamaya
● Puncak
Kawasan wisata perbukitan yang terletak disebelah timur kota Bogor, dikelilingi oleh
Gunung Gede dan Gunung Pangrango.
● Situ Gede atau Setu Gede
Danau kecil di barat laut kota Bogor, di tepi hutan penelitian Dramaga, Bogor.
● Kampung Jawa
● Gunung Bunder
● Gunung Pancar
● Gunung Gede
● Gunung Salak
● Situ Gede
Kolam renang
● The Jungle Water Park
Merupakan gelanggang renang terbesar di kota Bogor. Letaknya di sekitar Bogor
Nirwana Residence. Di The Jungle Water park terdapat sebuah pusat perbelanjaan yaitu
The Jungle Mall. Fasilitas di sana adalah waterboom dengan panjang kurang lebih 30-
40 m. Selain itu juga terdapat ember raksasa goyang, seluncur dengan ketinggian kurang lebih 15-20 m, rumah hantu, turangga-rangga, bioskop The Jungle (bioskop 4 dimensi).
● Marcopolo
Stasiun kereta dan bis
● Stasiun Bogor
Merupakan stasiun utama kota Bogor yang merupakan warisan dari zaman Belanda.
Dahulu sekitar tahun 1960-an stasiun ini melayani keberangkatan ke Yogyakarta melalui
Sukabumi dan Bandung.
● Baranang Siang
Tempat ibadah
● Mesjid Raya Bogor
● Gereja Katedhral
● Klenteng Hok Tek Bio
● Mesjid Agung Bogor
Museum dan perpustakaan
● Museum Etnobotani
Museum Etnobotani diresmikan pada tahun 1982 oleh Prof. DR. BJ. Habibie.
Didalamnya terdapat 2.000 artefak etnobotani dan berbagai diorama pemanfaatan flora.
● Museum Zoologi
Museum Zoologi didirikan pada tahun 1894 dengan nama Museum Zoologicum Bogoriensis.
● Herbarium Bogoriense
Terletak di Jalan Ir. H. Juanda, di sebelah Barat Kebun Raya Bogor. Di dalamnya
tersimpan dan dipamerkan berbagai jenis daun dan buah yang telah dikeringkan, berasal
dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
● Museum Tanah
Museum Tanah didirikan pada tanggal 29 September 1988. Museum ini merupakan
tempat penyimpanan jenis contoh tanah yang terdapat di Indonesia yang disajikan dalam
ukuran Kecil berupa makromonolit.
● Museum Pembela Tanah Air (PETA)
Didirikan pada tahun 1996 oleh Yayasan Perjuangan Yanah Air, dan diresmikan oleh
H. M. Soeharto (Presiden RI ke II).Didalamnya memuat 14 Diorama sebagai salah satu
bentuk perwujudan dalam perjalanan proses pergerakan kebangsaan terjadi ketika pada
tanggal 3 Oktober 1943 bertempat dibekas Kesatriaan tentara KNIL / Belanda, Pabaton
● Museum Perjuangan
● Perpustakaan Bogor.
Didirikan pada tahun 1842 di dalam lingkungan Kebun Raya Bogor oleh ahli botani
Belanda, Dr. J. Pierot. Koleksinya sekitar 300.000 jilid buku, 2.000 judul majalah ilmiah dan lebih dari 100.000 barang cetakan lainnya. Koleksinya meliputi buku-buku ilmu pengetahuan alam murni dan praktis, dengan mengutamakan biologi, yang diperoleh
dari hasil pertukaran dengan lembaga-lembaga ilmiah dan ahli-ahli botani dan biologi diseluruh dunia. Koleksi perpustakaan ini paling baik dan lengkap di Asia Tenggara.

1. Asal dan Arti Nama Bogor
Tah di dinya, ku andika adegkeun eta dayeuh (Di tempat itu, dirikanlah oleh mu sebuah kota) laju ngaranan Bogor (lalu berinama Bogor) sebab bogor teh hartina tunggul kaung (bogor artinya tunggul aren/enau) (tunggul=sisa tebangan pohon beserta akarnya)Ari tunggul kaung (Tunggul aren itu) emang geh euweuh hartina (memang tak ada artinya) euweuh soteh cek nu teu ngarti (Tak ada arti bagi yang tidak mengerti)
Ari sababna, sabab ngaran mudu Bogor (sebab nama mudu(?) Bogor) sabab bogor mah (sebab bogor itu)dijieun suluh teu daek hurung (dibuat kayu bakar tak mau membara) teu melepes tapi ngelun (tak padam tapi menyala yang tidak membara) haseupna teu mahi dipake muput (asapnya tak cukup untuk "muput"(muput=menghasilkan asap banyak yang salah satunya digunakan untuk mengusir nyamuk atau serangga lainnya)
Tapi amun dijieun tetengger (Tapi kalau dijadikan penyangga rumah) sanggup nungkulan windu kuat milangan mangsa (dua kalimat ini menunjukan ungkapan yang arti bebasnya "bisa bertahan lama". Mirip seperi ungkapan "tak lapuk kena hujan, tak lekang kena panas) Amun kadupak (kalau terpentok) mantak borok nu ngadupakna (bisa membuat luka/koreng yang terpentok) moal geuwat cageur tah inyana (membuat luka/koreng yang lama sembuhnya)Amun katajong? (kalau tertendang?) mantak bohak nu najongna (bisa melukai yang mendangnya) moal geuwat waras tah cokorna (kakinya bakalan lama sembuhnya)
Tapi, amun dijieun kekesed? (Tapi, kalau dibuat kesed?) sing nyaraho (harap semuanya tahu) isukan jaga pageto (besok atau lusa) bakal harudang pating kodongkang (bakal bangkit sambil merangkak (?)) nu ngarawah si calutak (menasehati yang tidak sopan)
Tah kitu! (begitulah) ngaranan ku andika eta dayeuh (berinama oleh mu itu kota) Dayeuh Bogor! (Kota Bogor) [Pantun Pa Cilong. "Ngadegna Dayeuh Pajajaran"(=berdirinya kota Pajajaran)]
Pantun di atas menjadi dasar yang paling kuat tentang kenapa nama kota itu dinamakan "Bogor". Seperti diketahui sampai saat ini ada empat pendapat tentang asal nama Bogor:
1. Berasal dari salah ucap orang Sunda untuk "Buitenzorg" yaitu nama resmi Bogor pada masa
penjajahan Belanda
2. Berasal dari "Baghar atau baqar" yang berarti sapi karena di dalam Kebun Raya ada sebuah patung sapi.
3. Berasal dari kata "Bokor" yaitu sejenis bakul logam tanpa alasan yang jelas
4. Asli bernama Bogor yang artinya "tunggul kawung" (enau atau aren)
Pendapat bahwa Bogor berasal dari "buitenzorg" adalah dugaan intelek yang mengira lidah orang Sunda sedemikian kakunya dengan mengambil perumpaman melesetnya "Batavia" menjadi "Batawi". Akan tetapi bila kita perhatikan bagaimana orang Sunda mengucapkan "sikenhes" untuk "ziekenhuis"
(rumah sakit" atau "bes" untuk "buis" (pipa) atau "boreh" untuk "boreg" (jaminan), maka berdasarkan gejala bahasa tersebut, seharusnya orang sunda melafalkan "buitenzorg" menjadi "betensoreh". Jadi dugaan "buitenzorg" menjadi Bogor terlalu dikira-kira.
Pendapat kedua ("baghar atau baqar") berdasarkan kenyataan adanya pengaruh bahasa Arab di daerah sekitar Pekojan. Orang Sunda akrab dengan bahasa Arab lewat agama Islam, akan tetapi belum pernah ada bunyi BA dari bahasa Arab menjadi BO. Selain itu, dugaannya mengandung kelemahan dari segi urutan waktu. Kata Bogor telah ada sebelum kebun raya dibuat, sedangkan arca sapi itu berasal dari kolam kuno Kotabatu yang dipindahkan ke dalam kebun raya oleh Dr. Frideriech dalam pertengahan abad 19.Pendapat ketiga (asal kata "bokor") juga mengandung kelemahan karena bokor itu sendiri adalah kata Sunda asli yang keasliannya cukup terjamin. Meskipun demikian, perubahan bunyi "K" menjadi "G" tanpa menimbulkan perubahan arti dapat ditemui pada kata "kumasep" dan "angkeuhan" yang sering diucapkan menjadi "gumasep" (merasa cakep/centil) dan "anggeuhan" (saya harus tanya orang tua dulu nich artinya :-)). Jadi bisa saja Bogor memang berasal dari Bokor. Akan tetapi, tak ada seorangpun yang biasa mengartikan "Bogor" sama dengan "bokor".
Pendapat keempat kita temukan dalam pantun Bogor yang sudah disebutkan diawal posting. Dalam lakon itu dikemukakan bahwa kata "bogor" berarti "tunggul kawung". Keadaan yang sama dapat ditemui pada nama tempat "Tunggilis" yang terletak di tepi jalan antara Cileungsi dengan Jonggol. Kata "tunggilis" berarti tunggul pinang yang secara kiasan diartikan menyendiri atau hidup sebatang kara.
Di Jawa Barat banyak tempat bernama Bogor, seperti yang bisa ditemukan di Sumedang dan Garut. Demikian pula di Jawa Tengah berdasar catatan Prof. Veth dalam buku "Java". Dengan demikian memang agak sulit menerima terori "buitenzorg", "baghar" dan "bokor".
Bogor selain berarti tunggul kawung, juga berarti daging pohon kawung yang biasa diajdikan sagu (di daerah Bekasi). Dalam bahasa Jawa "Bogor" berati pohon kawung dan kata kerja "dibogor" berarti disadap. Dalam bahasa Jawa Kuno, "pabogoran" berarti kebun kaeung. Dalam bahasa Sunda umum, menurut Coolsma, ?L"Bogor" berarti "droogetapte kawoeng" (pohon enau yang telah habis disadap)atau "bladerlooze en taklooze boom" (pohon yang tak berdaun dan tak bercabang). Jadi sama dengan pengertian kata "pugur" atau "pogor". Akan tetapi dalam bahasa Sunda "muguran dengan "mogoran" berbeda arti. Yang pertama dikenakan kepada pohon yang mulai berjatuhan daunnya karena menua, yang kedua berarti bermalam di rumah wanita dalam makna yang kurang susila. Pendapat desas-desus bahwa Bogor itu berarti "pamogoran" bisa dianggap terlalu iseng.
Nama Bogor dapat ditemui pada sebuah dokumen tertanggal 7 April 1752. Dalam dokumen tersebut tercantum nama Ngabei Raksacandra sebagai "hoofd van de negorij Bogor" (kepala kampung Bogor).Dalam tahun tersebut ibukota Kabupaten Bogor masih berkedudukan di Tanah Baru. Dua tahun kemudian, Bupati Demang Wirnata mengajukan permohonan kepada Gubernur Jacob Mossel agar diizinkan mendirikan rumah tempat tinggal di Sukahati di dekat "Buitenzorg". Kelak karena di depan rumah Bupati Bogor tersebut terdapat sebuah kolam besar (empang), maka nama "Sukahati" diganti menjadi "Empang".
Pada tahun 1752 tersebut, di Kota Bogor belum ada orang asing, kecuali Belanda. Kebun Raya sendiri baru didirikan tahun 1817 sehingga teori "arca sapi" tidak dapat diterima sebagai asal-usul nama Bogor.Letak Kampung Bogor yang awal itu di dalam Kebun Raya ada pada lokasi tanaman kaktus. Pasar yang didirikan pada lokasi kampung tersebut oleh penduduk disebut Pasar Bogor (papan nama "Pasar Baru Bogor" sebenarnya agak mengganggu rangkaian historis ini)

2. Asal dan Arti Nama Pakuan
Hampir secara umum penduduk Bogor mempunyai keyakinan bahwa Kota Bogor mempunyai hubungan lokatif dengan dan Pajajaran Kota Pakuan, ibukota Pajajaran. Asal-usul dan arti Pakuan terdapat dalam berbagai sumber. Di bawah ini adalah hasil penulusuran dari sumber-seumber tersebut berdasarkan urutan waktu: Carita (Cerita): Waruga Guru (1750-an). Dalam naskah berhasa Sunda kuno ini diterangkan bahwa nama Pakuan Pajajaran didasarkan bahwa di lokasi tersebut banyak terdapat pohon Pakujajar.
K.F. Holle (1869). Dalam tulisan berjudul "De Batoe Toelis te Buitenzorg" (Batutulis di Bogor), Holle menyebutkan bahwa di dekat Kota Bogor terdapat kampung bernama Cipaku (beserta sungai yang memiliki nama yang sama). Di sana banyak ditemukan pohon Paku. Jadi menurut Holle, nama Pakuan ada kaitannya dengan kehadiran CIpaku dan Pohon Paku. Pakuan Pajajaran berarti pohon paku yang berjajar ("op rijen staande pakoe bomen").
G.P. Rouffaer (1919) dalam "Encyclopedie van Niederlandsch Indie" edisi Stibbe tahun 1919. Pakuan mengandung pengertian "Paku", akan tetapi harus diartikan "paku jagat" ("spijker der wereld") yang melambangkan pribadi raja seperti pada gelar Paku Buwono dan Paku Alam. "Pakuan" menurut Fouffaer setara dengan "Maharaja". Kata "Pajajaran" diartikan sebagai "berdiri sejajar" atau "imbangan"("evenknie"). Yang dimaksudkan Rouffaer adalah berdiri sejajar atau seimbang dengan Majapahit. Sekalipun Rouffaer tidak merangkumkan arti Pakuan Pajajaran, namun dari uraiannya dapat disimpulkan bahwa Pakuan Pajajaran menurut pendapatnya berarti "Maharaja yang berdiri sejajar atau seimbang dengan (Maharaja) Majapahit". Ia sependapat dengan Hoesein Djajaningrat (1913) bahwa Pakuan Pajajaran didirikan tahun 1433.
R. Ng. Poerbatjaraka (1921). Dalam tulisan "De Batoe-Toelis bij Buitenzorg" (Batutulis dekat Bogor) ia menjelaskan bahwa kata "Pakuan" mestinya berasal dari bahasa Jawa kuno "pakwwan" yang kemudian dieja "pakwan" (satu "w", ini tertulis pada Prasasti Batutulis). Dalam lidah orang Sunda kata itu akan diucapkan "pakuan". Kata "pakwan" berarti kemah atau istaa. Jadi, Pakuan Pajajaran, menurut Poerbatjaraka, berarti "istana yang berjajar ("aanrijen staande hoven").
H. ten Dam (1957). Sebagai Insinyur Pertanian, Ten Dam ingin meneliti kehidupan sosial-ekonomi petani Jawa Barat dengan pendekatan awal segi perkembangan sejarah. Dalam tulisan "Verkenningen Rondom Padjadjaran" (Pengenalan sekitar Pajajaran), pengertian "Pakuan" ada hubungannya dengan "lingga"(tonggak) batu yang terpancang di sebelah prasasti Batutulis sebagai tanda kekuasaan. Ia mengingatkan bahwa dalam "carita Parahyangan" disebut-sebut tokoh Sang Haluwesi dan Sang Susuktunggal yang dianggapnya masih mempunyai pengertian "paku".Ia berpendapat bahwa "pakuan" bukanlah nama,melainkan kata benda umum yang berarti ibukota ("hoffstad") yang harus dibedakan dari keraton.Kata "pajajaran" ditinjaunya berdasarkan keadaan topografi. Ia merujuk laporan Kapiten Wikler (1690)yang memberitakan bahwa ia melintasi istana Pakuan di Pajajaran yang terletak antara Sungai Besar dengan Sungai Tanggerang (disebut juga Ciliwung dan Cisadane). Ten Dam menarik kesimpulan bahwa nama "Pajajaran" muncul karena untuk beberapa kilometer Ciliwung dan Cisadane mengalir sejajar. Jadi,Pakuan Pajajaran dalam pengertian Ten Dam adalah Pakuan di Pajajaran atau "Dayeuh Pajajaran".
Demikianlah tafsiran nama Pakuan Pajajaran menurut lima sumber. Nama resmi yang pernah digunakan
dalam sumber sejarah ada tiga, yaitu:
1. Pakuan Pajajaran (lengkap)
2. Pakuan (tanpa Pajajaran)
3. Pajajaran (tanpa Pakuan)
Ketiga sebutan itu dapat ditemukan dalam Prasasti Batutulis (nomor 1 & 2), sedangkan nomor 3 bisa dijumpai pada Prasasti Kabantenan di Bekasi.
Lantas, apa arti kata itu menurut orang Pajajaran sendiri? Dalam naskah "Carita Parahiyangan" ada kalimat berbunyi "Sang Susuktunggal, inyana nu nyieunna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata" (Sang Susuktunggal, dialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja Ratu Penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, yaitu pakuan Sanghiyang Sri Ratu Dewata).
Sanghiyang Sri Ratu Dewata adalah gelar lain untuk Sri Baduga. Jadi yang disebut "pakuan" itu adalah "kadaton" yang bernama Sri Bima dst. "Pakuan" adalah tempat tinggal untuk raja, biasa disebut keraton, kedaton atau istana. Jadi tafsiran Poerbatjaraka lah yang sejalan dengan arti yang dimaksud dalam "Carita Parahiyangan", yaitu "istana yang berjajar" Tafsiran tersebut lebih mendekati lagi bila dilihat nama istana yang cukup panjang tetapi terdiri atas nama-nama yang berdiri sendiri. Diperkirakan ada 5 bangunan keraton yang masing-masing bernama: Bima, Punta, Narayana, Madura dan Suradipati. Inilah mungkin yang biasa disebut dalam peristilahan klasik "panca persada" (lima keeraton). Suradipati adalah nama keraton induk. Hal ini dapat dibandingkan dengan nama-nama keraton lain, yaitu Surawisesa di Kawali, Surasowan di Banten dan Surakarta di Jayakarta pada masa silam.
Karena nama yang panjang itulah mungkin orang lebih senang meringkasnya, Pakuan Pajajaran atau Pakuan atau Pajajaran. Nama keraton dapat meluas menjadi nama ibukota dan akhirnya menjadi nama negara. Nama keraton Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta Hadiningrat, contohnya meluas menjadi nama ibukota dan nama daerah. Ngayogyakarta Hadiningrat dalam bahasa sehari-hari cukup disebut Yogya.
Pendapat Ten Dam (Pakuan = ibukota ) benar dalam penggunaan, tetapi salah dari segi semantik. Dalam laporan Tome Pires (1513) disebutkan bahwa bahwa ibukota kerajaan Sunda itu bernama "Dayo" (dayeuh) dan terletak di daerah pegunungan, dua hari perjalanan dari pelabuhan Kalapa di muara Ciliwung. Nama "Dayo" didengarnya dari penduduk atau pembesar Pelabuhan Kalapa. Jadi jelas, orang Pelabuhan Kalapa menggunakan kata "dayeuh" (bukan "pakuan") bila bermaksud menyebut ibukota. Dalam percakapan sehari-hari, digunakan kata "dayeuh", sedangkan dalam kesusastraan digunakan "pakuan" untuk menyebut ibukota kerajaan.Untuk praktisnya, dalam tulisan berikut digunakan "Pakuan" untuk nama ibukota dan "Pajajaran untuk nama negara, seperti kebiasaan masyarakat Jawa Barat sekarang ini. 


 by Awan on January 2nd 2011